Blitz (2011)

Brant seorang detektif yang mendapatkan tugas untuk mencari tahu siapa pembunuh misterius yang membunuh polisi-polisi. Misi kali ini ini dia dibantu oleh Potter Nash yang notabene seorang detektif metroseksual. Brant menyelidiki kasus yang disebut dengan The Blitz dengan begitu teliti dan cermat. The Blitz tersebut melakukan pembunuhan secara massal terhadap para polisi karena mau membalaskan dendamnya dahulu. Ternyata The Blitz punya pengalaman buruk yang membekas hatinya hingga dendam kepada polisi-polisi tersebut. Cerita lain, seorang polisi wanita yang bernama Elizabeth Falls memiliki masalah dalam hidupnya. Brant menyarankan Falls untuk menemui Craig Strokes karena dia orang yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya tersebut. The Blitz ternyata tidak tinggal diam, dia semakin merajalela membasmi para polisi. Bahkan nyawa Falls hingga Brant terancam di tangan seorang The Blitz.

Jason Statham beraksi kembali di pertengahan tahun 2011 ini, setelah beberapa bulan silam penampilan dirinya sempat kita lihat di 13 dan The Mechanic. Blitz merupakan film yang dibilang masih hangat untuk ditonton dan dibicarakan saat ini. Walaupun kehadirannya di Indonesia telat 1 bulan dari peredaran, akan tetapi tetap masih dibilang terbaru jika dibandingkan film-film Hollywood yang bermunculan saat ini. Kalau melihat trailer atau sinopsis cerita film Blitz, pasti banyak yang berkomentar bosan atau jenuh dengan penampilan Jason Statham yang kalau dilihat-lihat sama saja karakter yang dibawakannya. Tapi disini, gue berpendapat karakter beliau sebenarnya memang boleh sama tapi cara pembawaan dirinya di setiap film itu memiliki ciri khas tersendiri di dalamnya. Terbukti di Blitz dia tetap memukau penampilannya walaupun usia sudah tidak tergolong muda lagi.

Selain Jason Statham, yang menarik lainnya adalah Paddy Considine yang berperan sebagai detektif metroseksual. Dia bisa dibilang cukup menarik perhatian dengan gaya bahasa tubuhnya yang kemayu namun di sisi lain harus bersikap tegas sebagai seorang detektif. Selain itu, juga ada Zawe Ashton yang berperan sebagai Falls, dimana karakter dia sebagai seorang ibu angkat yang ternyata sebagai pecandu narkotika. Tidak lupa juga, Aidan Gillen yang berperan sebagai The Blitz disini. Dia memiliki karakter yang nyeleneh dan untuk seorang buronan cukup cerdas mengakali para polisi.

Film yang disutradarai oleh Elliott Lester kini merupakan karya beliau kedua setelah filmnya Love Is The Drug (2006) (Belum nonton). Elliot disini bisa dibilang cukup baik membuat film ini walaupun pengalaman dirinya di dunia film sangatlah baru. Dengan bantuan skenario yang dibuat Nathan Parker (Moon di tahun 2009), film ini terlihat lebih menarik dan menegangkan hingga akhir cerita. Walaupun di beberapa pertengahan scene terlihat membosankan. Akan tetapi untungnya bisa kembali terangkat setelah menuju klimaksnya film ini. Kalau dilihat dari background seorang Nathan Parker yang pernah menulis film Moon di tahun 2009. Pasti orang menduga film ini susah dicerna, secara konon kabarnya film Moon cukup susah dicerna untuk dinikmati. Tapi tenang saja, karena Nathan disini menampilkan cerita yang mudah dimengerti.

Yang cukup disayangkan dari film ini mungkin dari sisi sinematografinya yang terlihat biasa saja, tanpa adanya efek-efek yang bagus. Efek-efek kesadisan film ini ketika membunuh pun terlihat biasa aja untuk sebuah film thriller. Overall, Blitz sebuah film thriller yang bukan terbaru lagi bagi seorang Jason Statham namun sebuah film baru yang layak ditonton disaat minimnya film Hollywood baru di kancah perfilman tanah air kita. Selamat menonton. :cheers:

3/5



Trailer:









Komentar