Source Code (2011)

Entah bisa dibilang suatu keajaiban atau tidak jika Source Sode akhirnya tayang di Indonesia. Bisa dibilang keajaiban karena sudah hampir 2 bulan kami pecinta film sudah jemu dihadirkan film-film Hollywood yang berasal dari tahun purbakala yang DVDnya sudah beredar banyak, ditambah lagi dengan dihantuinya film-film Indonesia yang semakin lama semakin menghantui para pecinta film. Bisa dibilang tidak keajaiban karena menurut sumber yang saya dapat, jadwal penayangan Source Code di Indonesia sendiri memang jatuh pada tanggal 11 Mei 2011. Jadi, silahkan beropini masing-masing. Ketika melihat trailernya sendiri yang telah dilihat 6,295,418 penonton, gue secara pribadi memiliki rasa penasaran tinggi terhadap film ini. Lalu bagaimanakah hasilnya setelah menonton film ini? Simak curhatan josep berikut ini.

Seorang pria diketahui namanya bernama Sean, dari wanita yang duduk di depannya ketika berada di dalam suatu kereta. Sean pun bingung dengan wanita yang ditemuinya di kereta tersebut bahkan dirinya tidak tahu siapa Sean tersebut karena dia sebenarnya memiliki nama Colter Stevans. Dia pun akhirnya menceritakan asal usul dirinya yang sesungguhnya seorang kapten pilot pesawat di Afghanistan kepada perempuan yang diketahui namanya bernama Christina. Christina hanya tersenyum manis ketika mendengar celoteh dari Sean. Sean semakin bingung dengan lingkungan sekitar kereta api yang begitu misterius. Bahkan sampai hingga akhirnya dia dan penumpang kereta lainnya mati terbakar akibat bom di dalam kereta tersebut.

Ketika dia terbangun, dia berada didalam suatu ruangan yang didalamnya dapat terhubungkan komunikasi dengan seorang kapten yang bernama Goodwin. Sean semakin bingung dengan apa yang terjadi, dia memohon kepada Goodwin agar menceritakan apa sesungguhnya yang terjadi kepada dirinya. Akan tetapi, Dr. Rutledge kepala pimipinan Goodwin menjelaskan bahwa Sean akan dijelaskan semuanya jika dia berhasil menemukan siapa yang melakukan pemboman tersebut dan harus mencari dimana letak bom tersebut serta dia harus melakukan semua itu dalam waktu 8 menit, jika tidak berhasil dalam 8 menit maka dirinya akan merasakan hal yang sama secara berkala.

Setelah menyaksikan film ini gue standing applause terhadap film ini! Gue serius. Film ini telah berhasil membuat gue terkagum dari sebuah film yang setipe dengan Inception (2010). Yang membedakannya adalah Source Code dihadirkan lebih sederhana ceritanya tapi penuh intelektual dan teka-teki didalamnya, sedangkan Inception disajikan dengan durasi yang cukup panjang dan belum semua penonton bisa mengerti ketika credit title film Inception muncul. Duncan Jones yang duduk sebagai sutradara Source Code mampu mendirect film ini dengan apik dan plot yang dihadirkan begitu nyaman untuk dinikmati.

Ben Ripley yang duduk sebagai penulis juga mampu menyajikan film Source Code dengan diselipi suatu ilmu ilmiah yang menjadi jawaban teka-teki dari Source Code dan tetap dengan andalan film Hollywood lainnya yaitu adanya drama romantis di dalamnya. Sajian ilmiah (Mekanika Kuanatum) yang disajikan Source Code untungnya tidak serumit dengan ilmu yang saya dapatkan secara pribadi di bangku perkuliahan yang saya tekuni saat ini (baca Jurusan Fisika). Untungnya hanya sebatas teori Mekanika Kuantum yang diberikan Ben Ripley di Source Code, karena kalau sampai disajikan adanya rumus dari Mekanika Kuantum yang lebih dalam pasti penonton sudah beranjak dari tempat duduknya satu per satu atau bahkan ada yang asyik tertidur karena rumus tersebut amatlah membosankan.

Untungnya Source Code juga didukung para pemain yang tidak kalah cerdas dengan isi cerita yang dibuatnya. Lihat saja bagaimana akting dari Jake Gyllenhaal, Michelle Monaghan, Vera Farmiga, dan Jeffrey Wright disini. Mereka masing-masing berhasil memainkan karakternya dengan sempurna tanpa celah sedikit pun. Mari kita olah satu per satu, Jake yang disini sebenarnya bernama Colter seorang Pilot dan terbangun dari mimpinya ke dunia dengan nama Sean. Bagaimana ekspresi kebingungan dan kepintaran dari Jack disini mampu dibuatnya dengan fantastis! Dia mampu membuat penonton mengatur emosi dengan baik untuk tetap setia hingga akhir film ini. Begitu pula dengan Michelle Monaghan yang bermain dengan anggun dan cantik di Source Code. Wajahnya yang manis mampu membuat Jack menjadi terbangkit dari mimpi untuk memecahkan misteri bom tersebut.

Vera Farmiga yang berperan sebagai kapten penghubung ketika dia berada dalam suatu ruangan, mampu berhasil meyakinkan Jake kalau dirinya yang terpenting adalah menemukan pelaku pemboman tersebut dan menyimpan rahasia bahwa Jack sebenarnya sudah dikendalikan oleh adanya alat mesin untuk menghidupkan dirinya. Sebenarnya Jeffrer Wright disini tidak begitu berkesan penampilannya karena dia hanya berbicara sedikit dengan tongkatnya. Sebenarnya yang paling berkesan buat gue adalah pelaku bom tersebut dimana dia berhasil menyimpan suatu misteri dalam kereta api tersebut dan otak dari semua ini.

Overall, Source Code berhasil membuat gue secara pribadi lebih fresh dan segar dengan kondisi perfilman saat ini. Gue berharap dengan hadirnya Source Code, masalah perfilman di luar sana bisa terselesaikan dengan baik dan memiliki keputusan yang terbaik. Dan gue berharap jika memang tidak ada solusinya, alangkah lebih baik mencari film yang sejenis Source Code, bukan menghadirkan film dari tahun purbakala dengan rating pun dibawah rata-rata. Saran gue, jika lo memiliki kemampuan lebih dalam ilmu ilmiah Fisika, alangkah lebih baik tidak usah terlalu membuat film ini layaknya kuliah Mekanika Kuantum karena akan beda sekali penyampaiannya. Bahkan menurut gue Source Code lebih menarik daripada Mekanika Kuantum yang sesungguhnya. Tunggu apalagi jika kalian rindu dengan hawa perfilman Hollywood yang disentuhi kisah brilliant didalamnya! Selamat menonton! :cheers:

4,5/5

Trailer:




Komentar