7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2011)


Salah satu film Indonesia yang sudah lama ditunggu-tunggu dari sejak tahun 2010 silam. Bahkan film ini sempat mengundang kontroversial bagi pengamat film Indonesia ketika melihat film ini nangkring di nominasi penghargaan bergengsi Indonesia Movie Awards 2011 beberapa waktu lalu. Lebih mengejutkan lagi 2 pemain film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita membawa 2 piala yaitu Happy Salma sebagai pemeran pendukung wanita terbaik 2011 serta Rangga Djoned sebagai pemeran pendukung pria terbaik 2011. Bisa dibilang bukan suatu hal yang baru buat ajang penghargaan seperi ini yang pemenangnya bisa dari film yang belum ditayangkan serempak di seluruh Indonesia. Sebelumnya 3 Doa 3 Cinta juga pernah berhasil membawa piala penghargaan film seperti film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita padahal belum penayangannya secara serempak. Setelah menonton film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, entah kenapa gue begitu puas menonton film ini secara keseluruhan. Kepuasan apakah yang gue alami sepanjang film ini? Simak curhatan josep berikut ini.

Kisah bermula dari seorang Dokter Kandungan yang bernama Kartini, yang memiliki latar belakang yang kelam di dunia percintaan yang mengakibatkan dirinya tetap sendiri di usianya ke 45. Akan tetapi dia tetap menikmati profesinya sebagai dokter kandungan, apalagi dirinya dihadapkan oleh berbagai macam karakter pasien-pasien dengan berbagai macam permasalahan. Pasien pertama Ratna, seorang wanita berjilbab yang berprofesi sebagi buruh konveksi, yang selalu bekerja keras dan taat kepada suaminya Marwan yang ternyata mengecewakannya. Pasien kedua bernama Lili, seorang wanita keturunan Tionghoa yang menjadi korban kekerasan dalam kehidupan rumah tangganya dengan Randy, pria pribumi penderita kelainan seksual. Pasien ketiga, Rara, gadis SMP yang ternyata sudah “gol” duluan oleh Acin, pacarnya, sebelum melaksanakan pernikahan. Pasien keempat Yanti, seorang pelacur muda yang menghidap kanker leher rahim yang memiliki seorang antar jemput yang bernama Bambang (Anjelo=Antar jemput Lonte). Pasien Kelima Lastri, wanita gendut yang merupakan tipe istri ideal dari seorang Hadi, suaminya. Pasien Keenam Ningsih, seorang wanita karir yang terlalu egois dan berkuasa serta tidak menganggap suaminya seperti seorang suami.

Sebuah karya film panjang yang cukup memuaskan dari seorang yang bernama Robby Ertanto Soediskam. Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita sendiri sebenarnya adalah awalnya sebuah film pendek yang dibuatkan dalam bentuk panjang menjadi sekitar 94 menit. Awalnya film ini terlebih dahulu dipertunjukkan di sebuah pembukaan pada Indonesia Film Festival di Australia. Durasi film tersebut pun disana berdurasi cukup panjang yaitu sekitar 125 menit. Akan tetapi di Indonesia sendiri yang hanya ditayangkan di blitzmegapex saja dipangkas menjadi 94 menit. Berdasarkan alasan dari Sutradara bahwa adanya pemangkasan bagian-bagian yang dianggap beliau terlalu panjang atau membosankan. Untungnya sepanjang film yang secara pribadi tidak merasakan editan yang kasar didalamnya.

Plot cerita film ini seperti beragamnya permasalahan tapi tetap pada satu benang merah di dalamnya. Cerita yang diangkat sendiri memang lebih banyak menyinggung bagaimana permasalahan wanita saat ini, akan tetapi disini juga diperlihatkan bagaimana sosok lelaki yang cukup tertindas sehingga mendua dengan wanita lain. Problematika akan takutnya menjalani percintaan karena masa lalu yang kelam menjadi akar permasalahan dari sosok dokter Kartini disini. Ditambah lagi dengan kehadiran dokter Rohana yang bisa dibilang sebagai dokter yang sekalinya bicara cukup menusuk dan dapat membuat tersinggung. Dokter Rohana sendiri bisa dibilang sosok yang penting gak penting di film ini. Kalau dilihat dari awal cerita film ini, sangat terlihat sosok dokter Rohana tidak ada sangkut pautnya dengan pasien dokter Kartini. Akan tetapi, dibalik itu sosok dokter Rohana ada pentingnya juga untuk menjelaskan apa dan kenapa yang terjadi sesugguhnya pada waktu silam tentang percintaan dokter Kartini.

Para pemain di film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita disini bisa dibilang jajaran kumpulan pemain senior dan junior yang tidak boleh dipandang sebelah mata mereka dalam berakting. Sebut saja, Jajang C. Noer, Marcella Zalianty, Henky Soelaiman, Rangga Djoned, Happy Salma, Albert Halim, Intan Kieflie, Olga Lydia, Verdi Soelaiman, Tamara Tyasmara, Patty Sandya, Novi Sandra, dan Achmad Zaki (Chico). Apalagi terbukti dengan adanya penghargaan yang telah diraih para pemain di film ini dari FFI 2010 sampai IMA 2011 silam, sepertinya tidak perlu meragukan lagi kualitas akting mereka. Yang menarik disini sebenarnya sosok Happy Salma yang kalau gue boleh jujur tidak setuju kalau dia yang mendapatkan penghargaan IMA 2011 pada waktu silam, akan tetapi setelah menyaksikannya langsung film ini di presson dan premier pada tanggal 16 Mei 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia, gue langsung setuju dan tersenyum dengan pemilihan juri yang ternyata sudah terlihat “pintar” memilih para pemenang. Begitu pula dengan Rangga Djoned sebagai lawan mainnya disini terlihat begitu pantas mendapatkan piala sebagai pendatang baru pria terbaik versi IMA 2011. Akan tetapi sebenarnya beberapa pemain sebenarnya pantas mendapatkan apa yang didapatkan mereka berdua, namun porsi pemain lainnya terlihat kurang begitu klimaks untuk digali.

Problematika yang diangkat film ini pun seperti layaknya cerminan kehidupan sehari-hari. Kita disini bisa melihat bagaimana sosok yang begitu rapuh dan parno akan namanya sebuah cinta, pergaulan bebas yang semakin merajalela saat ini, kehidupan rumah tangga yang dibumbui perselingkuhan dan kekerasan dalam kehidupan rumah tangga. Jadi bisa bisa dibilang ketika menonton film ini banyak sekali pesan-pesan yang cukup menyentil para penonton dan diharapkan setelah menonton film ini bisa saling intropeksi diri terhadap pasangan atau kehidupan masing-masing.

Terlepas dari kelebihan-kelebihan dari akting para pemain dan cerita yang diangkat, film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita sendiri pun memiliki kekurangan. Diantaranya, dialog yang digunakan para pemain terlihat begitu kaku ketika beberapa para pemain melafalkannya. Jadi terlihat seperti belajar berbicara ketika melakukan dialog tersebut. Selain itu, beberapa bagian scoring film ini terlihat begitu dramatisir sekali layaknya sebuah sinetron. Dan juga yang paling agak menggelitik yaitu bagian properti, dimana ada bagian yang berulang-ulang kali tidak menggunakan properti tersebut, contohnya resep dokter/surat hasil keterangan berobat ketika selesai melakukan check-up. Properti tersebut sebenarnya hal yang kecil tapi sangatlah penting buat para pasien setelah melakukan check-up ke dokternya, apalagi ke dokter kandungan. Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita adalah sebuah film yang sangat layak ditonton bagi yang bener-bener haus akan sebuah karya salah satu film terbaik di tahun ini. Saksikan mulai tanggal 18 Mei 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia (JKT), Paris Van Java (BDG), dan Teras Kota (Tangerang). Selamat menonton. :cheers:

3,5/5

Trailer:

Komentar

  1. di Pontianak belum tayang...

    hahahha...

    makasih reviewnya..

    lumayan buat siaran...

    BalasHapus
  2. @honeylizious sama2.. btw siaran apa? radio? wah sekalian numpang promoin dong blog saya... :D

    BalasHapus

Posting Komentar