Virgin 3 (2011)


Ekspresi pertama gue ketika mengetahui film ini merupakan daftar list di bulan Maret adalah Ouch!. Gue shock banget ketika melihat di suatu web yang ngepublish bahwa bakal ada film ini di bulan Maret. Secara Virgin 2 saja itu sama sekali tidak ada benang merahnya dengan Virgin 1, apalagi ditambahnya kehadiran Virgin 3. Ketika melihat posternya, bisa dibilang hampir mirip dengan film-film ABG labil lainnya. Tau gak sih lo gue langsung melihat apa? Yak! Pertama kali sebenarnya gue langsung melihat siapa dalang pembuat film ini?!! Ternyata oh ternyata bapak “kreatif” industri perfilman Indonesia (dibaca NAYATO) dalang film ini. Setelah melihat dalangnya beliau, gue sudah tidak peduli siapa pemainnya dan apa sinopsisnya karena gue sudah menebak pasti sama saja dengan film-film beliau sebelumnya. Daripada elo semua penasaran, mending simak ke bawah curhatan josep tentang film ini.

Sherry, Dini, Tika, Putri adalah ABG yang mau merayakan pesta sixteen party “Sherry” dan pesta perpisahan Putri yang mau pindah sekolah ke Melbourne. Dengan ide dari salah satu teman mereka, mereka pun akhirnya memutuskan perayaan tersebut di sebuah Klub malam. Sebelum ke Klub, mereka terlebih dahulu bertemu dengan Tyo, seorang fotografer. Setelah itu, barulah mereka melakukan perayaan di Klub malam. Dengan kepolosan dan keluguan usia mereka, mereka pun asik berleha-leha hingga pada akhirnya mabuk. Disana, banyak bapak-bapak “nakal” yang menggoda mereka. Begitu pula, adanya Ben, yang merupakan vokalist terkenal di film ini. Keesokan harinya, mereka pun bingung dan panik bisa berada di sebuah hotel dengan baju minim dan muka memar-memar. Di hotel tersebut, juga ada Allan, seorang wartawan/detektif yang kepalanya berdarah. Mereka pun panik dan bingung kenapa bisa di hotel dan siapa Allan itu sesungguhnya. Ketika mereka mencoba berlari dari pengejaran Allan, tiba-tiba salah satu teman mereka, Putri, menghilang secara misterius. Allan pun akhirnya menjelaskan semua bahwa dia tidak melakukan apapun kepada mereka dan dia juga tahu siap dibalik semuanya itu. Dengan bantuan Ben, Allan pun menggebrek tempat dalang semua peristiwa ini. Ternyata dalangnya adalah seorang Bos PSK untuk dalam negeri dan luar negeri dan juga narkoba.

Ketika melihat sinopsis di berbagai web, film ini seperti film Hollywood The Hangover, akan tetapi alangkah sebaiknya jangan langsung beranggapan seperti itu. Walaupun tema ceritanya sama tentang pesta perpisahan dengan bedanya penukaran peran (The Hangover 4 Pria Maskulin, sedangkan di Virgin 3, 4 Gadis Belia, Cantik, dan Sexy), akan tetapi Nayato (Dalang pembuat film ini) dan Cassandra (penulis skenario) membuat karyanya dengan “cirri khas”nya Nayato. Sebut saja, adanya alur flashback yang terkadang tidak penting untuk diulang-ulang, setting di kereta api (entah kenapa Nayato begitu suka dengan setting ini), pakaian minim (tapi disini masih sopan dan ala kadarnya kok), dan yang paling “khas” adalah hujan (tapi pengambilan gambar hujan disini pas banget dengan suasana adegannya).

Di film ini Cassandra mengambil konfliknya adalah suatu Trafficking Remaja, dimana menurut beliau saat ini sudah banyak wanita yang menjadi korban tersebut. IMHO, ketika melihat konfliknya adalah suka dan tertarik, akan tetapi ketika pengemasannya dibuat terlalu glamour dan tidak sesuai dengan konfliknya sangatlah disayangkan. Kalau film ini lebih difokuskan sungguh-sungguh tentang Trafficking Remaja, pasti film ini akan mendapatkan apresiasi yang lebih dan positif di mata masyarakat. Ceritanya hampir sama dengan film-film lainnya, yaitu adanya obat-obatan terlarang, seks bebas, mabuk, dan klub malam. Ada yang beda sedikit sih di film ini yaitu para PSK dibuatkan semacam pembuatan video porno. Tapi ini juga hanya seperti biji jagung saja yang terhempas di ladangnya.

Untuk para pemain, ya bisa dibilang mereka tampil sesuai dengan ala kadarnya. IMHO, gue terganggu dengan pelafalan salah satu pemain yang teralu “lebai”. Penampilan keempat gadis belia ini bisa dibilang sesuai dengan umur mereka yang di kehidupan aslinya masih dibawah 18 tahun. Yang menarik di film ini adalah kehadiran cameo Raffi Ahmad sebagai pedagang Burger di sekolah mereka. Dialog dan pelafalan Raffi disinilah yang membuat menariknya dia di film ini. Begitu pula dengan Fero yang tampil ada kenaikan sedikit dibandingkan film sebelumnya. Alex Abbad disini juga tidak kalah menarik karena dia tampil beda sebagai seorang wartawan/detektif. Overall, film ini seperti taglinenya yaitu Satu Malam Mengubah Segalanya, dengan satu malam saja mereka bisa menghadapi konflik yang bertubi-tubi. Selamat Nayato dan ditunggu aksi anda berikutnya di perfilman Indonesia. :cheers:

1,5/5


Trailer:

Komentar

  1. bodi ny oke punya

    BalasHapus
  2. banget.. secara masih pada dibawah 19 tahun semua cewe2nya...

    BalasHapus
  3. link dowload filmnya dmna

    BalasHapus
  4. @Anonim waah kok film indonesia donlotan sih?? harus nonton di bioskop atau beli DVDnya lah..

    BalasHapus

Posting Komentar