SKANDAL (2011)

Setelah sukses dengan film horror, JELANGKUNG, akhirnya Jose Poernomo kembali lagi ke dunia perfilman! Sebelum film ini muncul, Jose juga pernah mebuat film horror, namun tidak sesukses JELANGKUNG, karena Jose mengekor sutradara lainnya yang hanya mengandalkan keindahan tubuh semata. Beberapa waktu silam sebelum film ini muncul, Jose pernah berjanji akan kembali dengan karya terbaik dia di tahun 2011. Entah apakah yang dimaksud beliau tersebut adalah film Skandal? Untuk info saja, film Skandal dulu sebenarnya berjudul film X, namun diganti dengan judul Skandal. Untuk membuktikan apakah Jose telah kembali dengan karya terbaiknya, mari simak curhatan josep berikut ini.

Skandal adalah kisah dimana seorang istri bernama Mischa yang “haus” akan belaian suaminya. Suaminya, Aron, begitu sibuk sekali dengan pekerjaannya. Jadi untuk masalah “kasih sayang” antar suami istri pun tidak sempat untuk dilakukan. Mischa pun melampiaskan semuanya itu dengan bermasturbasi. Kesibukan Mischa sendiri adalah sebagai Pengusaha Toko Sepeda dan sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjemput dan mengantar anaknya, Michael. Kecurigaan pun terlintas di pikiran Mischa terhadap Aron. Dia menduga suaminya selingkuh dengan sekretarisnya. Sebelum mendapatkan bukti yang akurat, Mischa bertemu kebali dengan mantannya, Vincent, di sebuah café. Hubungan mereka pun berlanjut hingga layaknya suami istri.

Kelakuan Mischa bener-bener seperti ayam yang keluar dari kandang alias “liar” setelah bertemu dengan mantan kekasihnya. Sampai dia pun teledor menelentarkan anaknya yang pulang sekolah. Akibat perbuatannya tersebut dia pun dibenci oleh anaknya sendiri. Mischa pun stress sendiri karena anak satu-satunya benci terhadap dirinya. Akhirnya dia pun memutuskan hubungan dengan Vincent. Namun demikian, hal itu tidak mudah bagi Mischa untuk melakukan itu. Sikap Vincent pun berubah menjadi sangat agresif dan hypersex terhadap Mischa. Setiap ketemu Mischa dia selalu ingin ber”main” dengannya. Kecurigaan pun muncul dari Aron terhadap Mischa karena kelakuannya aneh akhir-akhir ini.

Gue memberikan penghargaan kepada film ini sebagai adegan awal terbaik sepanjang tahun 2011 (Januari-Maret). IMHO, Uli Auliani telah SUKSES membuat gue terpukau dengan performa aktingnya di awal film ini. Bukan bermaksud porno atau apa ya, tapi peran Uli disini sangatlah sulit karena dia harus melakukan masturbasi akibat kurangnya “kasih sayang” dari suami. Ternyata gue selama ini salah menilai Uli kalau dia hanya punya bentuk tubuh yang bagus dengan minim kualitas aktingnya. Jika dibandingkan dengan filmnya yang juga tayang di bulan ini yaitu Dedemit Gunung Kidul (2011), disini Uli beda banget penampilannya dari segi olah tubuh, akting dan bentuk tubuhnya. Dia juga sukses menjadi seorang ibu muda disini.

Kalau bintang lainnya sih gue bilang cukup baik memainkan karakternya. Dimana karakter Mike Lucock disini seorang suami yang sibuk, bertanggung jawab dan setia. Gue sempat tertipu dengan watak yang diperankan Mike, karena gue anggap disini dia cowok yang dingin seperti mukanya akan tetapi sebaliknya. Kalau Mario, bisa dibilang bermain cukup liar sesuai kadarnya. Entah chemistry apa yang bisa dibangun dia dengan Uli sehingga bisa bermain begitu lepas dan sesuka hatinya, terutama adegan “liar”.

Dari segi gambar, film ini mampu memanjakan mata penonton hingga akhir film ini. Dengan adanya “efek-efek” pun, film ini tetap asyik untuk ditonton. “Efek” apa sih?? Nonton aja mendingan biar lo semua tau keindahan “efek-efek” tersebut yang dibuat Jose Poernomo. Dari segi scoring, gue begitu menikmati betapa thrillernya film ini. Bisa membuat lo tegang juga. Keunggulan lainnya film ini adalah minimnya dialog antar para pemain, namun hal itu tetap membuat kesikronan cerita antar satu scene dengan scene yang lainnya. Hadirnya twist di ending film pun sebagai ciri khas yang kuat untuk film ini.

Walaupun film ini mempunyai keunggulan, tapi seperti layaknya manusia yang mempunyai kekurangan, film ini pun juga memiliki kekurangan. Diantaranya, adegan ketika mencari Michael, anaknya, menurut gue terlalu LEBAI dan tidak natural banget. Pengambilan gambarnya pun hanya disitu-situ saja. Kalau pun itu anak hilang gak mungkin sampai kesana kan? Terus drama yang dihadirkan begitu bertele-tele dan terlalu banyak konflik yang dibuat, padahal di awal hingga pertengahan film ini sudah matang dibuatnya. Pengambilan karkater Michael disini sepertinya tidak sesuai dengan wajah Uli dan Mike, malahan gue merasa seperti melihat wajah Jose Poernomo di balik wajah Michael. Seperti yang disebutkan di atas, film ini melakukan pengambilan gambar di satu tempat begitu banyak banget. Jadi terkesan film ini minim setting tempat. Yang terakhir poster film ini sepertinya agak kuno dibanding poster-poster film Indonesia di tahun 2011 ini. But overall, film ini sangatlah layak di tonton untuk usia 21 tahun ke atas karena banyaknya pesan-pesan yang harus diambil dari sini. Selamat menonton. :cheers:

3/5

Trailer:

Komentar