Oh Tidak ! (2011)

Gilang adalah cowok metroseksual yang memiliki kehidupan cukup mapan dengan pekerjaan yang cukup baik. Meisya, sang kekasih, terkadang dibuat geram akan sikapnya yang begitu overprotektif terhadap apa yang dimakan, yang digunakan oleh dirinya. Meisya melihat keraguan komitmen dalam diri Gilang. Namun demikian, Gilang berusaha terus meyakinkan dirinya bahwa dia akan tetap berubah dengan sikapnya itu. Dalam kehidupan sehari-harinya, Gilang tumbuh bersama keluarga yang cukup aneh dan unik. Lihat saja orang tuanya bercerai di saat sudah berumur, kakek neneknya pun demikian yang memilih bercerai karena sang kakek punya wil, sedangkan neneknya punya teman halusinasi. Tidak lupa juga sang paman yang mengalami gangguan jiwa sejak ditinggal bibinya yang lebih memilih menjadi seorang lesbian. Hubungan Gilang pun semakin terancam dengan Meisya. Akankah Meisya memaafkan Gilang dan berbalik kepadanya?

Ketika mengetahui film ini masuk di jejeran “coming soon” di salah satu web bioskop, ekspresi yang pertama kali saya lakukan adalah garuk-garuk kepala. Dari segi poster, judul dan sinopsis sangatlah aneh sekali. Setelah itu, saya memutuskan untuk mencari tahu trailernya. Dan apa yang terjadi setelah saya menonton trailer film Oh Tidak! ? Yak saya geleng-geleng kepala dan tidak mengerti mengapa seorang Marsha Timothy yang gue kenal sebagai aktris yang jeli memilih peran dalam sebuah film, harus mengambil film ini untuk menghiasi bioskop di tahun 2011. Belum lagi hadirnya sosok Upi yang duduk sebagai produser eksekutif film ini, saya pun semakin bulat dan yakin kalau sosok Upi sudah hilang sejak dirinya membuat film Serigala Terakhir di beberapa tahun silam. Bagaimanakah isi cerita keseluruhan film ini? Akankah seperti judulnya? Simak curhatan josep berikut ini.

Gue mereview film ini sepertinya tidak akan banyak-banyak karena kecewa dengan hasilnya dan sedikit lega ketika saya tidak menonton film ini di bioskop. Untung seorang teman pecinta film, memiliki dan mau meminjamkan DVD film ini kepada saya. Cerita yang dihadirkan amatlah membosankan dan tidak sama sekali menarik. Jejeran para pemain pun terlihat sekali asal-asalan mengambilnya, terlepas dari 2 pemain utamanya yaitu Marsha Timothy dan Fathir Muchtar yang cukup bermain dengan baik dibandingkan pemain lainnya. Kalau boleh jujur, gue bisa menikmati film ini cuma di 10 menit pertama saja, selebihnya saya berdoa biar cepatlah selesai film ini. Bagaimana tidak? Karena saya sudah tidak tahan dengan para pemain yang diharuskan memerankan karakter mereka masing-masing. Kalau saja mereka lebih berani dan totalitas, pasti karakter-karakter mereka tersebut akan berhasil membuat saya betah.

Arah dan tujuan akhir film ini pun sudah amat tertebak dengan jelas dari 10 menit awal tadi. Genre yang mau dihadirkan film ini pun tidak terarah dengan baik kalau mau dibilang lucu juga kagak, dibilang romantis juga kagak. Kacau deh pokoknya! Dengan Upi sebagai Produser eksekutif film ini yang disutradarai oleh Ardi Octaviand, film ini bisa dibilang gagal di tahun ini. Untungnya film ini memiliki sinematografi yang lumayan baik gambarnya. Kalau sampai sinematografinya buruk, maka dengan terpaksa saya memasukkan film ini sebagai kandidat film terburuk tahun ini bersama tim KKD dan Nayato lainnya. Selamat mencari DVDnya. :cheers:

1,5/5

Trailer:

Komentar