Africa United (2010)

Piala Dunia 2010 silam, sempat membuat "demam" akan ajang tersebut. Dari anak kecil hingga kakek nenek pun bahkan tergila-gila dengan Piala Dunia 2010 kemaren. Yang tidak menyukai bola sekalipun, dengan terpaksa harus terjerumus dalam demam musiman tersebut. Berbagai macam impian dan harapan sempat terlintas di pikiran untuk nonton secara langsung di Afrika Selatan. Namun hal itu, tidak semudah membalikkan tangan. Oleh sebab itu, Debs Garden-Peterson, membuat film Africa United, yang bisa dibilang sebagai ungkapan inspiratif dia dari demam musiman tersebut. Yuk, simak curhatan josep berikut ini.


3 anak dari negara Rwanda, yaitu Betrice, Fabrice, dan Dudu melakukan perjalanan yang "nekat" ke Afrika Selatan yang sejauh 3000 mil tanpa surat-surat dan uang sepeser pun. Mereka melakukan semua ini demi teman mereka, Fabrice yang memiliki suatu impian menjadi salah satu "anak gawang" di Piala Dunia 2010. Kemampuan dia memang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi setelah salah satu kapten persepakbola Africa melirik dia untukmenariknya sebagai "anak gawang". Namun demikian, semuanya itu tidak mudah dia lakukan, karena ibu dari fabrice tidak mengizinkannya untuk melakukan semua itu. Ibunya berharap anaknya menjadi bintang kelas bukan sebagai pemain sepak bola. Akhirnya, Fabrice pun dengan terpaksa kabur dari rumah bersama 2 temannya tersebut.

Dalam perjalanannya, mereka bertiga tidak semudah yang mereka bayangkan. Pertama, mereka harus mengalami tersesat hingga ke negara Kongo. Mereka pun juga terpaksa ditangkap karna tidak memiliki surat-surat perpindahan antar negara. Di negara tersebut pun, mereka akhirnya bertemu dengan Foreman George. Dia membantu pelarian Dudu dkk untuk keluar dari negeri Kongo. Foreman mencuri 1 tas yang berisi uang berserta mobil orang. Tidak semudah itu juga pelarian mereka, karena mereka tetap dikejar hingga kemanapun juga oleh orang tersebut. Di suatu tempat, mereka pun juga mengalami kesulitan karena uang mereka semua harus dicuri karena mereka belum menyewa tempat yang mereka kunjungi. Dengan bantuan Celeste, perempuan Bar yang berdarah ningrat, mereka pun bisa kabur dari tempat tersebut.

Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan dengan tambahan personil. Mereka akhirnya pun menamakan tim mereka dengan sebutan Africa United. Permasalahan pun semakin rumit dialami mereka ketika Dudu, terinfeksi penyakit HIV/AIDS. Menurut dokter tempat mereka berkunjung, Dudu diharuskan menginap hingga 3 hari ke depan. Tapi namanya juga anak-anak yang memiliki suatu misi dan visi, jadi mereka tetap melanjutkan perjalanan. Rintangan demi rintangan selalu mereka hadapi bersama-sama, namun lain halnya dengan Betrice yang terpaksa tinggal di tempat dokter tersebut. Betrice mendapatkan sekolah gratis hingga kuliah nanti. Dia bercita-cita menjadi seorang dokter. Ketika melanjutkan perjalan ke Afrika Selatan, mereka pun mengalami hambatan karena surat-surat perlintasan negara. Lalu bagaimanakah nasib mereka selanjutnya? Apakah Dudu masih bisa bertahan dengan penyakit HIV AIDS nya?

Cerita ini bisa dibilang terlalu penuh khayalan yang sangat tinggi. Sebut saja, bagaimana mungkin 3 anak kecil bisa melakukan perjalanan dengan rintangan yang mereka hadapi tanpa orang tua mereka. Selain itu, impian anak tersebut yang bisa dibilang terlalu tinggi untuk menjadi seorang "anak gawang" di ajang Piala Dunia. Debs, menyajikan film ini begitu sangat anak-anak karena di tengah-tengah film dibalut adanya kartun di dalamnya. Mungkin bisa mengingatkan seperti cerita Upin Ipin. Akan tetapi, plot yang ditampilkan film ini begitu lambat sekali, jadi walaupun durasinya 88 menit tapi terasa hampir 100 menit.

Pengambilan gambar di film ini, bisa dibilang baik-baik saja, walaupun tidak ada sesuatu yang istimewa ditampilkan film ini. Secara seperti kita tahu, bahwa Afrika banyak alam-alam yang begitu indah. Dialog yang dihadirkan antar pemain bisa dibilang menarik dan tidak terlalu anak-anak. Pemain yang bisa dibilang bumbu utama film ini adalah Dudu. Ekspresi dan tingkah laku dia yang konyol, ceroboh dan sok tahu itulah yang membuat film ini lebih hidup. Konflik yang dihadapi film ini juga tidak hanya tentang perjalanan menuju Afrika saja, akan tetapi permasalahan HIV/AIDS pun diangkat di film ini. Ini juga bisa menjadi himbauan dan peringatan bagi penonton agar tetap waspada dan berhati-hati dengan namanya penyakit HIV/AIDS tersebut. Overall, film ini menarik untuk ditonton untuk menemani keponakan, anak atau adik kalian walaupun adanya kejemuan di tengah-tengah film. Selamat menonton. :cheers:

2,5/5

http://www.africaunitedmovie.com/


Trailer:

Komentar